Jumat, 04 April 2014

MENGUAK MISTERI STASIUN PRAMBON*

Berawal dari sebuah informasi yang diberikan Wahyu W.Pratama salah satu Railfans Krian bahwasanya pada petak jalur lama yang kini di reaktivasi antara Stasiun Tarik dan Stasiun Tulangan ada sebuah stasiun kuno yang tidak ikut dibangun kembali.
 Dari informasi itu saya langsung meluncur untuk melakukan survey awal lokasi tersebut. Memang benar, stasiun kuno itu berada di daerah prambon, tidak jauh dari PJL Prambon. Awalnya saya menduga itu adalah stasiun Prambon, tapi ternyata menurut Wahyu stasiun itu bernama Stasiun Kedung Boto. Saya sendiri masih meragukan kebenaran nama stasiun itu, karena secara geografis letak stasiun itu berada di Kecamatan Prambon dan tepatnya berada di Desa Kedung Wonokerto. Jadi secara logika stasiun itu lebih tepat untuk diberi nama Stasiun Prambon atau Stasiun Kedung Wonokerto. Ini akan menjadi sebuah pekerjaan rumah untuk mencari tahu keberanan nama stasiun yang sesungguhnya.

Letak dari Stasiun ini sebenarnya sangat strategis, dari Jalan raya Prambon cukup masuk sekitar 100 meter ke arah barat melewati gang kecil antara rel kereta api dan rumah dinas yang dulunya merupakan jalan akses menuju stasiun. Dalam komplek stasiun terdapat bangunan utama stasiun, bekas parkiran, bekar sepur badug, bekas gudang dan rumah dinas.








Jika dilihat dari citra satelit google earth, kemungkinan stasiun ini dulunya mempunyai 3-4 jalur dan 1 jalur badug. Hal ini bisa dilihat dari luas tanah di sebelah selatan stasiun.

Semoga artikel ini bermanfaat dan bisa menambah khazanah keilmuan kita.



*) RozaqMR22


4 komentar:

  1. Mantap hasil blusukannya, menurut saya Prambon yang benar, karena saya sudah cek daftar stasiun jaman Belanda Alex A.M. de Groot dan peta PJKA tahun 1960, antara Sidoarjo (km 0) dan Tarik(km 22) hanya ada stasiun Tulangan (km 7) dan Prambon (km 17). Dulu ketika maps.kit.nl masih bisa diakses saya pernah liat peta kuno yang menunjukkan lokasi stasiun ini dan persis disitu.

    BalasHapus
  2. apa memang benaar dulu ada 3 jalur?

    BalasHapus
  3. Mengingat dan mencari sejarah membangkitkan gairah tersendiri

    BalasHapus
  4. Disitu pernah tinggal seorang spritualis nama nya pak Heru(alm) dan jg pegawai pjka beliau benar2 menolong tanpa memasang tarif/seikhlasnya segala penyakit/keperluan lain mirip2 holistik....smoga amal ibadah beliau diterima Tuhan YME.

    BalasHapus